Bawaslu Muratara Mengucapkan Selamat Hari Puisi Nasional
|
Bawaslu Muratara - Segenap keluarga besar bawaslu kabupaten musi rawas utara (muratara) mengucapkan selamat hari puisi nasional, Muratara 28 April 2025.
Melalui koordinator divisi hukum pencegahan partisipasi masyarakat dan hubungan masyarakat (HP2H) Vita Novalia Arifin Mengucapkan Kami keluarga besar bawaslu kabupaten muratara mengucapkan selamat hari pusi nasioanl. Ucap Vita Novalia Arifin.
" Puisi adalah suara hati Demokrasi adalah suara rakyat Puisi dan demokrasi punya satu kesamaan Keduanya butuh kejujuran untuk bermakna, Bersama Bawaslu, mari kita jaga jalannya pemilu dan pemilihan agar demokrasi semakin bermakna " Ucap Vita.
Puisi Nasional merupakan momen penting bagi para pencinta sastra di Indonesia. Diperingati setiap tanggal 28 April, hari tersebut menghadirkan kesempatan bagi kita semua untuk mengenang dan merayakan karya puisi-puisi yang telah memperkaya budaya bangsa. Namun, apakah Sahabat Bawaslu pernah bertanya-tanya mengapa tanggal 28 April dipilih untuk merayakan Hari Puisi Nasional?
Tanggal 28 April memiliki makna mendalam dalam sejarah sastra Indonesia karena pada hari itu kita mengenang sosok penyair terkemuka, Chairil Anwar, yang dikenal dengan sebutan “Si Binatang Jalang”. Chairil Anwar adalah salah satu tokoh yang memberikan sumbangan besar dalam perkembangan puisi modern Indonesia.
Chairil Anwar lahir pada tanggal 26 Juli 1922 di Medan, Sumatra Utara. Dia adalah sosok yang hidup dan matinya begitu terkait dengan sastra Indonesia modern. Pada tanggal 28 April 1949, Chairil Anwar meninggal dunia di Jakarta, meninggalkan karya-karya puisi yang tetap dikenang hingga kini. Salah satu puisi terkenalnya yang masih menggema hingga saat ini adalah “AKU”, yang menggambarkan semangat, keberanian, dan kesetiaan dalam menghadapi kehidupan.
Karya-karya Chairil Anwar, termasuk “AKU”, tidak hanya mencerminkan kehidupan pribadinya, tetapi juga menggambarkan semangat perjuangan dan pergerakan di awal kemerdekaan Indonesia. Sikapnya yang tidak kenal takut, kerendahan hati, dan semangatnya yang menggelora telah menginspirasi banyak penyair dan pembaca di seluruh Indonesia.
Pemilihan tanggal 28 April untuk Hari Puisi Nasional juga memiliki makna simbolis yang mendalam. Sebagaimana kita ketahui, banyak hari peringatan nasional ditentukan berdasarkan hari kelahiran tokoh yang diperingati. Namun, dalam kasus Chairil Anwar, dipilihnya tanggal wafatnya untuk diperingati sebagai Hari Puisi Nasional menunjukkan penghormatan terhadap karya dan jasa-jasanya.
Pemilihan tanggal wafat Chairil Anwar untuk diperingati sebagai Hari Puisi Nasional juga dapat diartikan sebagai bentuk dramatisasi layaknya unsur dalam puisi. Peringatan tersebut tidak hanya sebagai momen mengenang, tetapi juga sebagai ajakan untuk merenungkan makna-makna dalam karya-karya puisi serta membangkitkan semangat berpuisi di tengah masyarakat Indonesia.
Chairil Anwar tidak hanya dikenal sebagai penyair produktif dengan karya-karya yang mendobrak batas-batas puisi tradisional, tetapi juga sebagai sosok yang gigih dalam mengejar ilmu. Dengan semangat belajar yang tinggi, Chairil Anwar mampu memperdalam pemahamannya tentang sastra dunia, sehingga karya-karyanya menghadirkan kekayaan makna dan inspirasi yang abadi.
Meskipun Chairil Anwar telah tiada, warisan dan pengaruhnya dalam sastra Indonesia tetap terasa hingga saat ini. Karya-karya puisinya telah diterjemahkan ke berbagai bahasa asing, menandakan keuniversalan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Meskipun pernah mendapat kritik, karya-karya Chairil Anwar tetap bersinar sebagai bagian tak terpisahkan dari perjalanan sastra Indonesia.
Humas Bawaslu Muratara